SAMUEL
Samuel dilahirkan sebagai jawaban Tuhan atas doa Hana, sang
ibu yang sebelumnya tidak mempunyai anak. Kehidupan Samuel pada masa kanak-kanak
sudah memperlihatkan tugas yang nanti akan
diembannya, sebagai abdi Allah, sebagai imam, hakim, dan nabi.
Ayah Samuel berasal dari pegunungan Efraim yang bernama Elkana
bin Yeroham bin Elihu bin Tohu bin Zuf, seorangefraim. Efraim adalah wilayah Kanaan
yang diberikan kepada suku Efraim ketikabangsa Israel memasuki tanah itu dan membagi-bagikannya
di antara kedua belas suku Israel.Setiap suku merupakan keturunan salah satu dari
kedua belas anak Yakub. Suku Yusuf dibagi menjadi Efraim dan Manasye, sesuai dengan
nama kedua anak Yusuf. Akibatnya, jumlah
suku-suku Israel menjadi tiga belas. Namun yang sering disebut hanya dua belas,
karena Efraim dan Manasye terkadang terhitung hanya satu suku saja. Suku Lewi juga
tidak dihitung sama sekali karena mereka tidak memiliki tanah milik sendiri. Suku
Lewi melayani sebagai imam untuk semua suku Israel dan tersebar di seluruh Kanaan.
Elkana nama orang dari bahasa Ibrani, artinya:
"Allah (="El") menciptakan" atau "Allah
bersemangat", mempunyai dua orang
Isteri, karena dalam kebudayaan di Timur Dekat Kuno, mempunyai isteri lebih dari
satu dianggap wajar. Seorang bernama Hana dan yang lain bernama Penina. Ibu
Samuel adalah Hana, namanya berarti "elok" atau
"menyenangkan" bahasa Inggris: Hannah
dibaca hænə, seorang yang dahulu mandul, namun karena Tuhan mendengarkan
doanya, maka Tuhan memberikan Hana anak yang dimintanya, yaitu Samuel, bahkan Tuhan
lebih mengaruniakan Hana lebih dari yang ia minta kepada-Nya, yaitua dik-adik
Samuel. Penina namanya berarti "mutiara" (pearl) atau
"karang laut" (coral) adalah
isteri kedua Elkana, ia dinikahi
oleh Elkana karena dulu Hana tidak melahirkan anak bagi Elkana.
Penina melahirkan sejumlah putra dan putri untuk Elkana, setelah Samuel lahir, nama Penina tidak lagi disebutkan dalam
kitab Samuel ini.
Keluarga ini dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk
mempersembahkan kurban persembahan kepada Tuhan semesta alam di Silo. Silo adalah sebuah kota kuno di selatan kota kuno
Tirza, lokasinya sekarang adalah di Khirbet Seilun, Tepi Barat, dan
10 mil (16 km) di utara pemukiman Israel Beth El di Tepi Barat. Silo terletak di pegunungan Efraim, merupakan
ibukota keagamaan Israel selama 300 tahun sebelum berpindah ke Yerusalem. kota ini terletak di sebelah utara Betel, sebelah timur
jalan raya Betel
ke Sikhem dan di
sebelah selatan Lebonah di pegunungan Efraim. (Laki-laki di haruskan pergi kepusat peribadatan tiga kali
setiap tahun. Elkana pergi selama Perayaan Pondok Daun ketika orang Israel
bersyukur atas hasil panen mereka). Kurban yang dipersembahkan kepada Allah
meliputi hewan-hewan yang sudah ditentukan, gandum, buah-buahan, dan rempah-rempah.
Orang Israel mempersembahkan kurban syukur kepada Allah untuk memohon pengampunan
danberkat dari-Nya, dan mengungkapkan penyesalan atas dosa yang telah diperbuat.
Beberapa kurban dibakar habis atas mezbah. Kurban-kurban lainnya, sebagian dibakar
dan sebagian lagi diberikan kepada para imam, tetapi sebagian besar daging dimakan
oleh mereka yang mempersembahakannya sebagai ‘makanan kudus’
Disana yang menjadi imam Tuhan adalah kedua anak Eli, yaitu Hofni
dan Pinehas. Eli adalah imam
besar Israel di kota Silo, seorang orang Lewi dari garis
keturunan Itamar bin Harun. Kedua anak Eli, Hofni dan
Pinehas, ternyata tidak menghormati Allah, dan menyalahgunakan jabatan imam
mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan jahat termasuk di dalam kemah suci
Allah. Waktu itu Eli sudah tua dan tidak dapat mengontrol perbuatan
anak-anaknya.
Suatu ketika, Elkana memberikan korban persembahan dan memberikannya
kepada Penina dan anak-anaknya masing-masing sebagian. Tetapi, walaupun Elkana sangat
mengasihi Hana, ia hanya memberikan Hana satu bagian saja karena Hana tidak mempunyai
anak. Penina, madunya itu selalu saja menyakiti hati Hana sehingga membuat hatinya
gusar karena ia tidak mempunyai anak. Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun setiap
kali Hana pergi kerumah
Tuhan. Penina menyakiti hati Hana sehingga ia menangis dan tidak
mau makan. Lalu Elkana, suaminya berkata kepadanya: “Hana, mengapa engkau menangis
dan mengapa engkau tidak mau makan? Mengapa hatimu sedih? Bukankah aku lebih berharga
bagimu dari pada sepuluh anak laki-laki?”
Rumah Tuhan, kata lain untuk rumah peribadatan di Silo. Bentuknya
semacam kuil yang kemudian dihancurkan oleh orang Filistin. Rumah Tuhan ini juga
menunjuk pada kemah suci yang didirikan oleh Musa menurut perintah Tuhan dan tempat
orang-orang mempersembahkan kurban dan beribadat kepada Tuhan.
Suatu ketika setelah mereka selesai makan dan minum di Silo,
Hana beranjak dari tempatnya dan sujud menyembah Tuhan lalu berdoa dengan hati pedih
sambil menangis tersedu-sedu. Di dalam doanya ia meminta kepada Tuhan agar ia diberikan
seorang anak laki-laki, lalu ia bernazar
dan berkata: “Tuhan semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara
hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan
kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada
Tuhan untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya. ”nazar
Hana ini mirip dengan apa yang Tuhan minta dari ibu Simson. Masing-masing anak mereka
akan melayani Tuhan. Membiarkan rambut anak itu tidak tercukur menunjukkan bahwa
anak itu akan menjadi milik Tuhan seumur hidupnya.
Lalu imam Eli itu melihat mulut Hana, karena Hana hanya berdoa
dalam hatinya dan mulutnya hanya bergerak-gerak saja, tetapi suaranya tidak kedengaran,
maka Eli menyangka bahwa Hana sedang mabuk. Lalu Eli bertanya kepada Hana,
katanya: “Berapa lama lagi engkau berlaku sebagai orang mabuk? Lepaskanlah dirimu
dari pada mabukmu. ” Mabuk: pada zaman itu, orang biasa berdoa dengan suara nyaring.
Hana berdoa tanpa suara. Ketika melihat bibirnya bergerak-gerak, Eli mengira
Hana terlalu banyak minum dan berbicara sendiri. Lalu Hana menjawab, katanya:
“Bukan, tuanku, aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati, anggur ataupu minuman
yang memabukkan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan Tuhan.
Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila, sebab
karena besarnya cemas dan sakit hati aku berbicara demikian
lama.” Jawab Eli, katanya: “Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan
kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya.” Lalu berkatalah Hana, katanya:
“Biarlah hambamu ini mendapat belas kasihan dari padamu.” Setelah itu keluarlah
Hana dengan wajah yang tidak muram lagi dan ia mau makan.
Keesokan paginya mereka sujud menyembah Allah dan pulanglah mereka
ke rumahnya di Rama. Ketika Hana bersetubuh dengan Elkana, kemudian Tuhan ingat
kepadanya. Lalu setahun kemudian Hana mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.
Ia menamai anak itu Smuel, sebab katanya: “Aku telah memintanya dari Tuhan.”
Dalam bahasa Ibrani, kata “Samuel (syemuel)” mirip dengan kata yang berarti
“Seseorang dari Allah” atau “Nama Allah” atau “Namanya adalah Allah”.Elkana
beserta dengan seisi rumahnya pergi mempersembahkan korban sembelihan dan
korban nazarnya kepada Tuhan. Namun Hana tidak ikut pergi, ia berkata kepada
suaminya itu, katanya: “Nanti apabila anak itu cerai susu, aku akan
mengantarkan dia, maka ia akan menghadap ke hadirat Tuhan dan tinggal disana
seumur hidupnya.” Cerai susu: seorang bayi menyusu pada ibunya sampai berumur
tiga tahun.
Samuel adalah harta terbesar
dan tidak ternilai dari keluarganya, dari ayah dan ibunya, karena Samuel sesuai
dengan namanya adalah anak yang lahir dari pergumulan yang sangat berat dari seorang
ibu yang mandul. Ia adalah anak yang lahir karena permintaan, jeritan, dan
tangisan yang dalam dari seorang ibu yang bernama Hana. Namun, Alkitab
mengatakan bahwa harta terbesar dan tidak ternilai ini diserahkan sebagai
pemberian terbaik kepada Tuhan.Setelah Hana
menyapi Samuel, ia membawa anaknya itu dengan seekor lembu jantan yang berumur
tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarnya ke dalam rumah
Tuhan di Silo. Setelah mereka menyembelih lembu, mereka mengantarkan Samuel
yang masih kecil kepada Eli. Lalu sujudlah mereka disana menyembah Tuhan.
Hana menyerahkan Samuel kepada Tuhan, kisah Hana ini
merupakan sebuah gambaran yang indah tentang belas kasih Allah. Hana sangat
mendambakan seorang anak laki-laki. Ia berjanji untuk memberikan anak laki-laki
pertamanya itu kepada Tuhan jika Alllah
mengaruniakan anak itu kepadanya. Setelah Samuel lahir, Hana
menepati janjinya. Ketika Samuel sudah cukup umur untuk dipisahkan darinya,
Hana dan suaminya, Ekana, membawa Samuel ke Silo dan menyerahkan dia kepada
imam Eli. Hana adalah salah seorang dari beberapa perempuan dalam Perjanjian
Lama yang tidak mempunyai anak laki-laki yang kemudian memiliki peran penting
dalam sejarah Israel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar