Kamis, 07 November 2013

tokoh Alkitab - SAMUEL



SAMUEL
Samuel dilahirkan sebagai jawaban Tuhan atas doa Hana, sang ibu yang sebelumnya tidak mempunyai anak. Kehidupan Samuel pada masa kanak-kanak sudah  memperlihatkan tugas yang nanti akan diembannya, sebagai abdi Allah, sebagai imam, hakim, dan nabi.
Ayah Samuel berasal dari pegunungan Efraim yang bernama Elkana bin Yeroham bin Elihu bin Tohu bin Zuf, seorangefraim. Efraim adalah wilayah Kanaan yang diberikan kepada suku Efraim ketikabangsa Israel memasuki tanah itu dan membagi-bagikannya di antara kedua belas suku Israel.Setiap suku merupakan keturunan salah satu dari kedua belas anak Yakub. Suku Yusuf dibagi menjadi Efraim dan Manasye, sesuai dengan nama kedua anak Yusuf.  Akibatnya, jumlah suku-suku Israel menjadi tiga belas. Namun yang sering disebut hanya dua belas, karena Efraim dan Manasye terkadang terhitung hanya satu suku saja. Suku Lewi juga tidak dihitung sama sekali karena mereka tidak memiliki tanah milik sendiri. Suku Lewi melayani sebagai imam untuk semua suku Israel dan tersebar di seluruh Kanaan.
Elkana nama orang dari bahasa Ibrani, artinya: "Allah (="El") menciptakan" atau "Allah bersemangat", mempunyai dua orang Isteri, karena dalam kebudayaan di Timur Dekat Kuno, mempunyai isteri lebih dari satu dianggap wajar. Seorang bernama Hana dan yang lain bernama Penina. Ibu Samuel adalah Hana, namanya berarti "elok" atau "menyenangkan" bahasa Inggris: Hannah dibaca hænə, seorang yang dahulu mandul, namun karena Tuhan mendengarkan doanya, maka Tuhan memberikan Hana anak yang dimintanya, yaitu Samuel, bahkan Tuhan lebih mengaruniakan Hana lebih dari yang ia minta kepada-Nya, yaitua dik-adik Samuel. Penina namanya berarti "mutiara" (pearl) atau "karang laut" (coral) adalah isteri kedua Elkana, ia dinikahi

oleh Elkana karena dulu Hana tidak melahirkan anak bagi Elkana. Penina melahirkan sejumlah putra dan putri untuk Elkana, setelah Samuel lahir, nama Penina tidak lagi disebutkan dalam kitab Samuel ini.
Keluarga ini dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk mempersembahkan kurban persembahan kepada Tuhan semesta alam di Silo.  Silo adalah sebuah kota kuno di selatan kota kuno Tirza, lokasinya sekarang adalah di Khirbet Seilun, Tepi Barat, dan 10 mil (16 km) di utara pemukiman Israel Beth El di Tepi Barat. Silo terletak di pegunungan Efraim, merupakan ibukota keagamaan Israel selama 300 tahun sebelum berpindah ke Yerusalem. kota ini terletak di sebelah utara Betel, sebelah timur jalan raya Betel ke Sikhem dan di sebelah selatan Lebonah di pegunungan Efraim. (Laki-laki di haruskan pergi kepusat peribadatan tiga kali setiap tahun. Elkana pergi selama Perayaan Pondok Daun ketika orang Israel bersyukur atas hasil panen mereka). Kurban yang dipersembahkan kepada Allah meliputi hewan-hewan yang sudah ditentukan, gandum, buah-buahan, dan rempah-rempah. Orang Israel mempersembahkan kurban syukur kepada Allah untuk memohon pengampunan danberkat dari-Nya, dan mengungkapkan penyesalan atas dosa yang telah diperbuat. Beberapa kurban dibakar habis atas mezbah. Kurban-kurban lainnya, sebagian dibakar dan sebagian lagi diberikan kepada para imam, tetapi sebagian besar daging dimakan oleh mereka yang mempersembahakannya sebagai ‘makanan kudus’
Disana yang menjadi imam Tuhan adalah kedua anak Eli, yaitu Hofni dan Pinehas.  Eli adalah imam besar Israel di kota Silo, seorang orang Lewi dari garis keturunan Itamar bin Harun. Kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, ternyata tidak menghormati Allah, dan menyalahgunakan jabatan imam mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan jahat termasuk di dalam kemah suci Allah. Waktu itu Eli sudah tua dan tidak dapat mengontrol perbuatan anak-anaknya.
Suatu ketika, Elkana memberikan korban persembahan dan memberikannya kepada Penina dan anak-anaknya masing-masing sebagian. Tetapi, walaupun Elkana sangat mengasihi Hana, ia hanya memberikan Hana satu bagian saja karena Hana tidak mempunyai anak. Penina, madunya itu selalu saja menyakiti hati Hana sehingga membuat hatinya gusar karena ia tidak mempunyai anak. Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun setiap kali Hana pergi kerumah

Tuhan. Penina menyakiti hati Hana sehingga ia menangis dan tidak mau makan. Lalu Elkana, suaminya berkata kepadanya: “Hana, mengapa engkau menangis dan mengapa engkau tidak mau makan?  Mengapa hatimu sedih? Bukankah aku lebih berharga bagimu dari pada sepuluh anak laki-laki?”
Rumah Tuhan, kata lain untuk rumah peribadatan di Silo. Bentuknya semacam kuil yang kemudian dihancurkan oleh orang Filistin. Rumah Tuhan ini juga menunjuk pada kemah suci yang didirikan oleh Musa menurut perintah Tuhan dan tempat orang-orang mempersembahkan kurban dan beribadat kepada Tuhan.
Suatu ketika setelah mereka selesai makan dan minum di Silo, Hana beranjak dari tempatnya dan sujud menyembah Tuhan lalu berdoa dengan hati pedih sambil menangis tersedu-sedu. Di dalam doanya ia meminta kepada Tuhan agar ia diberikan seorang anak laki-laki,  lalu ia bernazar dan berkata: “Tuhan semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada Tuhan untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya. ”nazar Hana ini mirip dengan apa yang Tuhan minta dari ibu Simson. Masing-masing anak mereka akan melayani Tuhan. Membiarkan rambut anak itu tidak tercukur menunjukkan bahwa anak itu akan menjadi milik Tuhan seumur hidupnya.
Lalu imam Eli itu melihat mulut Hana, karena Hana hanya berdoa dalam hatinya dan mulutnya hanya bergerak-gerak saja, tetapi suaranya tidak kedengaran, maka Eli menyangka bahwa Hana sedang mabuk. Lalu Eli bertanya kepada Hana, katanya: “Berapa lama lagi engkau berlaku sebagai orang mabuk? Lepaskanlah dirimu dari pada mabukmu. ” Mabuk: pada zaman itu, orang biasa berdoa dengan suara nyaring. Hana berdoa tanpa suara. Ketika melihat bibirnya bergerak-gerak, Eli mengira Hana terlalu banyak minum dan berbicara sendiri. Lalu Hana menjawab, katanya: “Bukan, tuanku, aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati, anggur ataupu minuman yang memabukkan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan Tuhan. Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila, sebab

karena besarnya cemas dan sakit hati aku berbicara demikian lama.” Jawab Eli, katanya: “Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya.” Lalu berkatalah Hana, katanya: “Biarlah hambamu ini mendapat belas kasihan dari padamu.” Setelah itu keluarlah Hana dengan wajah yang tidak muram lagi dan ia mau makan.
Keesokan paginya mereka sujud menyembah Allah dan pulanglah mereka ke rumahnya di Rama. Ketika Hana bersetubuh dengan Elkana, kemudian Tuhan ingat kepadanya. Lalu setahun kemudian Hana mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Smuel, sebab katanya: “Aku telah memintanya dari Tuhan.” Dalam bahasa Ibrani, kata “Samuel (syemuel)” mirip dengan kata yang berarti “Seseorang dari Allah” atau “Nama Allah” atau “Namanya adalah Allah”.Elkana beserta dengan seisi rumahnya pergi mempersembahkan korban sembelihan dan korban nazarnya kepada Tuhan. Namun Hana tidak ikut pergi, ia berkata kepada suaminya itu, katanya: “Nanti apabila anak itu cerai susu, aku akan mengantarkan dia, maka ia akan menghadap ke hadirat Tuhan dan tinggal disana seumur hidupnya.” Cerai susu: seorang bayi menyusu pada ibunya sampai berumur tiga tahun.
Samuel adalah harta terbesar dan tidak ternilai dari keluarganya, dari ayah dan ibunya, karena Samuel sesuai dengan namanya adalah anak yang lahir dari pergumulan yang sangat berat dari seorang ibu yang mandul. Ia adalah anak yang lahir karena permintaan, jeritan, dan tangisan yang dalam dari seorang ibu yang bernama Hana. Namun, Alkitab mengatakan bahwa harta terbesar dan tidak ternilai ini diserahkan sebagai pemberian terbaik kepada Tuhan.Setelah Hana menyapi Samuel, ia membawa anaknya itu dengan seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarnya ke dalam rumah Tuhan di Silo. Setelah mereka menyembelih lembu, mereka mengantarkan Samuel yang masih kecil kepada Eli. Lalu sujudlah mereka disana menyembah Tuhan.
Hana menyerahkan Samuel kepada Tuhan, kisah Hana ini merupakan sebuah gambaran yang indah tentang belas kasih Allah. Hana sangat mendambakan seorang anak laki-laki. Ia berjanji untuk memberikan anak laki-laki pertamanya itu kepada Tuhan jika Alllah

mengaruniakan anak itu kepadanya. Setelah Samuel lahir, Hana menepati janjinya. Ketika Samuel sudah cukup umur untuk dipisahkan darinya, Hana dan suaminya, Ekana, membawa Samuel ke Silo dan menyerahkan dia kepada imam Eli. Hana adalah salah seorang dari beberapa perempuan dalam Perjanjian Lama yang tidak mempunyai anak laki-laki yang kemudian memiliki peran penting dalam sejarah Israel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar